DEMOKRASI News – Di tengah keberhasilannya, PT MRT Jakarta ternyata memiliki pengawasan keamanan yang lemah sehingga rawan disusupi orang atau pihak tak bertanggung jawab.
Demikian disampaikan Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi, saat rapat laporan keuangan dan pertangungjawaban bersama PT MRT Jakarta.
Dalam rapat tersebut, politikus PDI Perjuangan itu secara khusus menyoroti peristiwa hilangnya laptop milik kontraktor Jepang pada 2018 lalu. Laptop itu dinilai sangat penting karena berisi data-data pembangunan sebelum moda raya terpadu beroperasi.
Namun tindak kriminalitas itu hingga kini tidak pernah dilaporkan ke kepolisian.
“Apapun ceritanya, MRT ini adalah proyek vital, dan kalau sampai data-data ini ada di tangan orang yang salah bisa bahaya ini. Saya minta Direktur Operasional menjawab kenapa tidak pernah melaporkan ke polisi. Jangan bilang tidak tahu, karena saya tahu semua,” kata Prasetio dalam keterangan yang diterima Kantor Berita RMOLJakarta, Kamis (25/2).
Pras, sapaan akrabnya, memastikan komputer jinjing tersebut merupakan aset negara yang perlu dijaga kerahasiaannya, mengingat kerja sama pembangunan MRT yang dijalin antara Indonesia dengan Jepang.
Jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan maka bukan tidak mungkin dunia akan menyoroti buruknya pengendalian pengawasan pembangunan dan operasional MRT di Jakarta.
“Kenapa tidak dilaporkan ke polisi? Itu barang negara. Negara dirugikan. Kalau katanya sudah diganti, mengganti memang gampang, tapi pertanggungjawaban kita bagaimana? Saya minta pertanggungjawaban, laporkan ke polisi, dan saya minta bukti pelaporan,” tegas Pras.
Komentar