oleh

Demokrat: Meneguhkan Demokrasi Menerjang Badai

Qomaruddin
Penulis adalah Kader Partai Demokrat

SETELAH berbagai lembaga survei merilis hasil survei berupa elektabilitas partai, dimana Partai Demokrat menempati pringkat ke tiga dengan jumlah elektabilitas 12 persen. Dari data itu 49 persen kemenangan Partai Demokrat di Pilkada tahun 2020.

Dua kemenangan ini adalah prestasi yang sangat fantastis bagi Partai Demokrat, namun prestasi yang diraih oleh Partai Demokrat memghadirkan akibat dengan munculnya phobia politik dari kalangan lain dan oknum penguasa.

Hipotesis dari phobia politik terhadap Partai Demokrat bisa kita lihat dari berbagai masalah yang hadir belakangan ini.

Pertama munculnya Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK PD). Namun Alhamdulillah gerakan ini bisa diantisipasi. Kedua gerakan BuzzeRp (kata netizen dalam medsos) yang secara sporadis memfitnah tentang proses bantuan musium Pak SBY di Pacitan. Padahal bantuan tersebut diinisiasi oleh pemerintah daerah sendiri bukan permintaan Pak SBY.

Baca :  Demokrat: Bravo KPK, Kalau Bisa OTT Juga Dana Covid-19, Rakyat Monitor!

Ketiga munculnya gerakan pemfitnahan oleh buzzeRP secara masif terhadap Mbak Anissa Pohan dan Mas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Perilaku-perilaku seperti diatas bukanlah perilaku ksatria dan tidak mencerminkan nilai pancasila. Tidak ada penjelasan yang logik atas gerakan mereka kecuali Mereka bergerak atas dasar nafsu kekuasaan.

Mereka secara tidak langsung melabeli bahwa Demokrasi menurut mereka adalah wadah untuk memfitnah dalam menjatuhkan lawan demi sebuah kekuasaan dan kemenangan. Sebuah sikap dan karakter yang jau dari nilai luhur bangsa ini.

Komentar